Sekjen Serikat Petani Sriwijaya, Anwar Sadat (kiri0, saat bertemu ratusan petani di Sumatera Selatan dalam deklarasi relawan pemenangan Jokowi, di Palembang, Minggu (25/5). |
“Sebagai sikap mendukung dan memenangkan Jokowi, kita bukan minta dana dari Jokowi, tapi kita justru menggalang kekuatan dana kampanye. Misalnya para petani akan membeli setiap atribut terkait Jokowi, seperti kaos,” kata Anwar Sadat, Sekretaris Jenderal Serikat Petani Sriwijaya (SPS), Minggu (25/05/2014) sore di Palembang.
Mantan Direktur Walhi Sumsel, yang pernah menjadi korban kriminalisasi agraria, ini menyebutkan Jokowi mendapat dukungan dari bawah. “Ini merupakan aspirasi dari bawah. Bukan kita mengkondisikannya. Misalnya dengan memberikan dana atau apa pun buat mendukung Jokowi,” kata
Sadat.
“Nah, sebagai bukti mendukung karena percaya dengan sosok Jokowi buat memimpin Indonesia, makanya para petani melakukan penggalangan dana berupa membiayai sendiri alat sosialisasi Jokowi,” kata Sadat, yang juga anggota Dewan Nasional Persatuan Pergerakan Petani Indonesia (P3I).
Kenapa mendukung Jokowi? Dia merupakan sosok pemimpin nasional yang tidak terlibat dalam berbagai bisnis yang merusak sumber daya alam (SDA), yang menyensarakan kaum petani. Bahkan, partai politik maupun aktor politik yang mendukung Jokowi, relatif tidak memiliki catatan yang menyensarakan para petani di Indonesia.
“Selain itu tentunya visi yang diusung Jokowi lebih dapat dipercaya dan realitis bagi kaum tani,” kata Sadat.
Selain kaum tani, masyarakat adat di Sumatra Selatan juga bertekad memenangkan Jokowi sebagai Presiden Indonesia. “Benar, kami bersama SPS, dan ormas tani lainnya, selain menggalang dukungan politik juga menggalang dana kampanye Jokowi dengan cara membeli atribut kampanye Jokowi. Kita ingin membuktikan Jokowi memang pilihan rakyat, bukan pemimpin yang dibeli dari rakyat,” kata Beni Hernendi, ketua Dewan Wilayah AMAN Sumatra Selatan, yang dihubungi di Palembang, Jumat
(25/05/2014).
Masyarakat adat di Sumsel sudah sangat kecewa dengan pemerintahan sebelumnya yang memarginalkan masyarakat adat, khususnya terkait dengan perampasan tanah adat. “Oleh karena itu masyarakat adat memilih Jokowi sebagai Presiden Indonesia, sebab dia tidak didukung oleh politisi maupun pejabat pemerintah yang sebelumnya telah memarginalkan masyarakat adat,” ujarnya.
Di Sumatra Selatan, kata Beni, sedikitnya terdapat satu juta masyarakat adat. “Sebagian besar menjadi petani, dan buruh tani. Selama ini hidup mereka menderita, dan dengan terpilihnya Jokowi nanti mudahan hidup mereka berubah menjadi lebih baik,” ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar