Ketua KPU Tewas di Hotel, Boven Digoel Rusuh

Aksi massa di Boven Digoel, Selasa siang (27/5). Foto: dok papuapos.
JAYAPURA, Teraslampung.com- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Boven Digoel, Naftalis Tani (37), ditemukan tewas di kamar hotel Yudisyah, di  Kelurahaan Argapura, Distrik Jayapura Selatan, Kota Papua, Selasa dinihari sekitar pukul 00.30 WIT.

Menurut Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Kombes Pudjo mengatakan, menurut laporan yang diterima, sebelum tewas korban berkencan dengan seorang perempuan yang dia panggil ke kamar hotel.

Pujo mengatakan pihaknya masih menyelidiki penyebab kematian Naftali. Sementara itu, jenazah korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Dok 2 Jayapura begitu petugas kepolisian datang.

"Petugas akan mengautopsi jenazah korban untuk mencari tahu penyebab kematiannya," kata Pujo, di Jayapura, Selasa (27/5).

Polisi juga memeriksa teman kencan korban, seorang perempuan berinisial A berusia 35 tahun, di Markas Kepolisian Resor Kota Jayapura.

Sementara itu, menyusul meninggalnya Natalis Tani di hotel Yudisyah Kelurahaan Argapura Distrik Jayapura Selatan, kini berbuntut panjang.

Sebuah portal di Papua, www.papuapos.com melaporkan, sekitar 300-an massa di Tanah Merah, ibu kota Boven Digoel yang tidak terima dengan kematian Natalis Tani melakukan pengrusakan terhadap beberapa kendaraan bermotor dan mobil di jalan depan Hotel Mandiri, Jl. Trans Papua.

Tak hanya itu, kaca-kaca kantor KPU dan kantor Bupati Boven Digoel ikut menjadi sasaran amuk massa. Kedua kantor itu sempat menjadi target untuk dibakar. Namun niat massa tersebut berhasil digagalkan aparat gabungan kepolisian dan TNI.

Massa juga nyaris merusak kediaman Plt Bupati Yesaya Merasi dan Ketua DPRD Ayub Santi. Namu,  lagi-lagi digagalkan aparat keamanan.

Akibat aksi merusak yang dilakukan massa dengan membawa senjata tajam itu, membuat kondisi Tanah Merah, ibu kota Boven Digoel mencekam. Seluruh tempat usaha baik itu kios, toko maupun warung makan semuanya tutup.

Sementara jalan – jalan tampak lenggang karena masyarakat lebih memilih berdiam di rumah. Mereka kuatir aksi massa ini akan meluas menjadi kerusahan.

Massa mulai berkumpul sejak Selasa (27/5/2014) pagi di Aerop Kota Tanah Merah, makin lama massa makin banyak hingga diperkirakan mencapai 300-an. Mereka mempersenjati diri dengan parang, tombak, busur dan lain sebagainya.

Dari lokasi itu, berjalan kaki menuju ke pusat Kota dengan sasaran kantor KPU. Saat melewati Hotel Mandiri massa melakukan pemukulan dan perusakan beberapa unit motor dan mobil yang terparkir di depan Hotel maupun milik masyarakat yang sedang melintasi jalan tersebut.

Aparat Kepolisian yang telah disiagakan pada Kantor KPU membuat rencana massa untuk membakar bangunan tersebut berhasil digagalkan namun massa yang bergerak terus kearah Jalan Trans Papua kemudian melakukan penghancuran terhadap seluruh kaca di Kantor Bupati baik itu kaca depan maupun kaca diruangan – ruangan.

Massa yang tampak beringas kemudian bergeser terus dengan tujuan menuju Kediaman Plt.Bupati Boven Digoel Yesaya Merasi, S.IP namun berhasil dihadang oleh blokade aparat TNI bersenjata, gabungan Kodim 1711/BVD dan Satgas Yonif 715/Motuliato yang berpakaian PHH lengkap.

Massa ini pun dihadang didepan Kompleks Perumahan Pegawai Km.3 dan setelah lebih kurang setengah jam melakukan negosiasi dipimpin oleh Wakapolres Boven Digoel maka massa bergerak kembali kearah Aerop sambil melakukan perusakan pada berbagai tiang rambu lalu lintas yang terpasang disepanjang jalan Trans Papua.

Setibanya kembali di Aerop, massa kemudian bergerombol dan memblokir akses jalan Aerop dengan dahan – dahan pohon namun setelah dimediasi oleh Wakapolres maka disetujui melakukan pertemuan bersama di Lapangan Trikora Tanah Merah.

Disitu, massa lagi – lagi hendak merusak rumah Ketua DPRD Boven Digoel Ayub Santi yang berada disekitar lapangan, namun berkat kesigapan dan ketegasan Wakapolres Boven Digoel maka upaya massa berhasil diredam untuk kemudian diarahkan berkumpul di Lapangan tersebut.

Pertemuan di Lapangan Trikora selain dihadiri Plh.Bupati Boven Digoel Marius Batarop, juga tampak hadir Ketua LMA Kabupaten Boven Digoel, Pastor Paroki Hati Kudus Tanah Merah serta unsur pimpinan TNI dan Kepolisian.

Hasil dari pertemuan yang berjalan alot dan menyita waktu hingga menjelang sore ialah bahwasanya pihak keluarga menuntut tanggung jawab Pemerintah Daerah atas meninggalnya Alm.Natalis Tani serta segera mengirim kembali jasadnya ke Kota Tanah Merah.

Kebrutalan massa berdampak pula terhadap para Wartawan yang tengah bertugas meliput kejadian khususnya Papua Pos Boven Digoel yang dikejar dengan mempergunakan parang dan balok dan dipaksa untuk menyerahkan kamera pada saat mendokumentasikan kejadian tersebut, namun segera dihadang beberapa personil Kepolisian sehingga massa meluapkan emosinya dengan membacok dinding – dinding rumah milik masyarakat disekitar Lapangan.

Meninggal Karena Sakit

Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua, Kombes (Pol) Sulistyo Pudjo Hartono, S.Ik saat dikonfirmasi Papua Pos, Selasa (27/5/2014) mengatakan almarhum diduga meninggal dunia karena sakit dan sekarang almarhum masih berada di Rumah Mayat Dok II Jayapura guna untuk proses otopsi.

Kabid Humasmenerangkan bahwa pada 26 Mei 2014 sekitar pukul 23.00 Wit almarhum Natalis Tani menghubungi saksi, A agar datang ke dalam hotel Yudisyah untuk datang ke kamar No.301.

Sekitar pukul 01.00 wit saksi A datang ke dalam kamar dan mereka bertemu didalam kamar, selama bertemu almarhum awalnya batuk-batuk lalu kemudian menuju kamar mandi dan didalam kamar mandi almarhum ditemukan sudah meninggal dunia.

“Saat ini polisi masih melakukan olah TKP guna menemukan apakah penyebab meninggalnya almarhum tersebut, sementara  diperkirakan korban meninggal karena sakit,”ujarnya.

Sementara Manfred Naa, salah satu anggota Komisioner KPUD Boven Digoel Divisi Teknis, saat dikonfirmasi mengaku masih syok dengan kepergian salah seorang rekannya tersebut.

Menurutnya almarhum selama ini tidak pernah mengeluhkan rasa sakit selama bertugas sebagai komisioner dalam tiga bulan terakhir ini. “Beliau ke Jayapura karena sedang menjalani pemeriksaan di Polda Papua atas dugaan keterlibatannya dalam pelanggaran pemilu,” ujar Manfred.

Sedangkan, ditempat terpisah, Kapolres Boven Digoel Ajun Komisaris Besar Iswan Tato, saat ditemui di Ruang Kamar Mayat Rumah Sakit Dok II, mengharapkan agar masyarakat tidak berprasangka buruk atas penyebab  meninggalnya Natalis.

“Prinsipnya, tidak ada unsur pembunuhan atas meninggalnya Natalis. Kemungkinan besok, jenazah korban akan dibawa pihak keluarga ke Boven Digoel untuk disemayamkan,” tukasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
© 2009 CONTOH TAMPILAN | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan