RUN TO REMEMBER: Berlari untuk Mengingat dan Peduli


Kekerasan terhadap kemanusiaan, penghilangan paksa, pembunuhan, dan penindasan terhadap kaum minoritas yang terus terjadi hingga saat ini menjadi kegelisahan bagi kita semua. Dari kegelisahan tersebut lahir dorongan untuk bergerak bersama dan mengambil peran dalam upaya menuntut penyelesaian kasus pelanggaran HAM dan melawan ketidakadilan yang terjadi dalam masyarakat.

Barisan Pengingat merupakan gerakan kebudayaan dari generasi muda yang lahir dari kegelisahan tersebut. Melalui cara-cara yang khas anak muda, dengan menggunakan pendekatan budaya, Barisan Pengingat hendak mengubah kegelisahan menjadi sebuah kesadaran bersama tentang pentingnya penghargaan pada Hak Asasi Manusia, nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

RUN TO REMEMBER merupakan kegiatan yang diselenggarakan Barisan Pengingat untuk membangun kesadaran baru tersebut. Melalui kegiatan lari yang sedang digemari oleh banyak kalangan, diharapkan wawasan tentang pelanggaran HAM dan ketidakadilan dalam masyarakat dapat disebarkan secara luas.

Lebih dari itu, diharapkan muncul kesadaran baru untuk bergerak bersama menuntut penuntasan kasus-kasus pelanggaran HAM dan melawan ketidakadilan. Ini merupakan kegiatan lari pertama di Indonesia yang menempatkan isu HAM dan keadilan sebagai dasar dan tujuan kegiatan. Dengan berlari bersama sejauh 5 kilometer, peserta diajak untuk mengingat, peduli, dan mempertanyakan kasus-kasus HAM dan ketidakadilan yang terjadi dalam masyarakat.

RUN TO REMEMBER diadakan pada 2 Februari 2014, mulai pukul 07:00 WIB dengan mengambil rute mulai dari Halte Busway GBK sampai dengan Jalan Imam Bonjol. Acara ini terbuka untuk umum. Tokoh terkemuka dari berbagai profesi akan turut serta ambil bagian, mulai dari sastrawan, musisi, aktor, seniman, jurnalis, aktivis, hingga akademisi.

RUN TO REMEMBER sekaligus akan menjadi tanda peluncuran Dinding Berpuisi di enam titik strategis Kota Jakarta. Dinding Berpuisi menghadirkan puisi-puisi karya Wiji Thukul, penyair yang hingga kini masih hilang. Dinding Berpuisi dirancang sebagai instalasi seni di ruang publik Jakarta yang akan menjadi pengingat bagi warga kota tentang permasalahan yang ada di dalam masyarakat.

Dalam sebuah sajaknya Wiji Thukul pernah berkata “Jika kita menghamba pada ketakutan / Kita memperpanjang barisan perbudakan.” Ada kebenaran-kebenaran lain yang menunggu dicari, menunggu diketahui dan menunggu disebarkan. Kebenaran perihal siapa tiran dan apa yang sebenarnya tengah terjadi di republik ini. Mari ikut berlari untuk mengingat dan peduli.

Pendaftaran Fun Run 5K RUN TO REMEMBER ada di sini: http://www.pengingat.org/2014/01/pembukaan-pendaftaran-run-to-remember

Lebih jauh bisa dilihat dihttp://www.pengingat.org/2014/01/run-to-remember-berlari-untuk-mengingat-dan-peduli

0 komentar:

Posting Komentar

 
© 2009 CONTOH TAMPILAN | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan