Romeo Beckham, model pakaian anak Burberry (Dok Vogue) |
JAKARTA—Ini peringatan buat para orang tua yang suka membelikan baju anak-anaknya dengan merek-merek ternama. Hasil penelitian Greenpeace membuktikan bahwa banyak produk pakaian Burberry mengandung zat kimia berbahaya.
Menanggapi temuan tersebut, aktivis Greenpeace di 12 kota di dunia memprotes produk pakaian anak Burrberry dengan unjuk rasa di depan gerai Burberry di pelbagai kota di dunia, termasuk di Jakarta, Sabtu (25/1).
Mereka menentang peredaran merek ternama asal Inggris itu karena diduga kuat mengandung zat kimia toksin berbahaya bagi kesehatan.
Para aktivis Greenpeace menuntut Burberry menghentikan pemakaian bahan kimia untuk produk-produk pakaiannya dan mulai berkomitmen men-Detox seluruh rantai pasokan mereka dan menargetkan nol pembuangan bahan kimia berbahaya pada tahun 2020.
Selain di Jakarta, aksi demo aktivis Greenpeace juga digelar di Amsterdam, Beijing, Budapest, Hamburg, Hong Kong, London, Mexico City, Rome, Taipei dan Vienna.
Ahmad Ashov, juru kampanye Detox Greenpeace Indonesia, mengatakan Burberry telah mengklaim produk mereka diciptakan ‘dengan cinta’.
“Namun, sayangnya mereka tidak menjelaskan kepada publik bahwa produk mereka juga datang dengan ‘Monster Kecil Beracun’. Kami mendesak Burbeerry memberi pelanggannya hadiah yang menyenangkan, bukan bahan kimia berbahaya,” kata Ashov.
Greenpeace menguji 82 pakaian dari 12 merek termasuk Gap , American Apparel , H & M , Burberry, dan Disney untuk memastikan bahannya mengandung kimia berbahaya. Termasuk yang diuji adalah kemeja ungu metalik Burberry yang dimodelkan oleh Romeo Beckham pada musim panas 2013 lalu.
Dalam pengujian tersebut Greenpeace menemukan produk Burberry berupa kemeja yang dibuat di Tunisia kimia etoksilat nonilfenol tingkat tinggi ( NPEs ). NPEs merupakan bahan yang biasa digunakan untuk membuat deterjen . Zat itu menurut Greenpeace bisa menjadi racun dan mengganggu hormon.
Aktivis Greenpeace demo di Jakarta (Dok. beritalingkungan.com) |
Hasil penelitian Greenpeace menunjukkan hampir semua produk Burberry terbukti mengandung zat yang jika terlepas ke lingkungan dapat menjadi bahan kimia beracun dan menganggu sistem hormon makhluk hidup.
“Masalahnya bukan hanya apakah Anda membeli produk Burberry atau tidak, monster-monster beracun ini ada di mana-mana, terlepas bebas dari pabrik-pabrik, terlepas dari pakaian kita saat dicuci,” kata Ashov.
Penelitian itu juga mengungkapkan beberapa sampel dari berbagai merek yang diuji dalam laporan yang sama juga dijual dan diproduksi di Indonesia. Dua dari empat produk yang dijual di Indonesia dan empat dari denak produk yang diproduksi di Indonesia positif mengandung bahan-bahan kimia berbahaya.
Pada Sabtu (25/1) Burberry sendiri menanggapi tuduhan Greenpeace. Produsen pakaian bermerek berbandrol mahal itu membantah bahwa koleksi pakaian anak produk Burberry mengandung bahan kimia berbahaya .
"Semua produk Burberry aman dan sepenuhnya mematuhi standar lingkungan dan keamanan internasional. Kami memiliki program aktif yang didedikasikan untuk mengurangi dampak lingkungan. Kami bekerja sama dengan para pemasok kami dan LSM,” kata Burrberry, sebagaimana ditulis Vogue News.
"Ini adalah mimpi buruk bagi orang tua di mana-mana mencari untuk membeli pakaian yang aman bagi anak-anak mereka , " kata Chih An Lee , Greenpeace Asia Tenggara, dalam kampaye Detox, Sabtu (25/1).
Berkat suara masyarakat global, merek-merek fashion ternama seperti Valentino, Zara dan Mango sudah berkomitmen untuk men-Detox pakaian dan proses produksinya dari bahan-bahan kimia berbahaya.
0 komentar:
Posting Komentar