Bambang Satriaji/Teralampung.com
JAKARTA— Pendukung Prabowo Subianto menyayangkan beredarnya uang kertas berstempel berisi kampanye Plrpres 2014. Peredaran uang kertas berstempel Prabowo itu dinilai para pendukung Prabowo sebagao kampanye hitam dan menyesatkan.
“Tidak mungkin itu dilakukan Tim Pak Prabowo. Kami sangat prihatin dengan persoalan ini,” kata Budi Purnomo Karjodihardjo, Koordinator Prabowo Media Center Prabowo, Jakarta, Senin (27/1/2014).
Menurut Budi kehebohan itu terjadi sejak Minggu (26/1) dan sampai sekarang masih ramai di media sosial.
Budi mengatakan tidak mungkin Gerindra melakukan tidakan seperti itu. Apalagi pada berbagai kesempatan Prabowo sudah menyampaikan komitmennya soal pemberantasan korupsi dan anti politik uang.
Dalam konteks peredaran uang bercap Prabowo, kata Budi, yang paling dirugikan dan menjadi korban adalah Prabowo Subianto.
“Ini sangat bertentangan dengan prinsip Pak Prabowo. Sangat disayangkan jika ada masyarakat yang mempercayai kegiatan itu dilakukan oleh kami dan menjadi perbincangan luas. Tapi kami yakin, rakyat yang pintar tidak akan terhasut oleh kampanye negatif seperti ini,” katanya.
Seperti diketahui pada beberapa hari terakhir ini dunia media sosial terutama Twitter diramaikan oleh gambar uang kertas pecahan Rp 50 ribu yang diberi cap nama Prabowo. Tertulis diuang tersebut Prabowo : Satria Piningit, Heru Cakra Ratu Adil.
Cap bertuliskan “Prabowo: Satrio Piningit, Heru Cakra Ratu Adil” ternyata tidak hanya ada pada uang kertas Rp 50-an. Cap yang sama dengan stempel huruf warna biru itu juga ada pada lembaran uang kertas Rp 100 ribu, Rp 10 ribu, dan Rp 20 ribu.
Tidak lama setelah pemilik akun Twitter @simonperez mengunggah foto bergambar cap pada uang Rp 50 ribuan pelbagai komentar bermunculan.
"Bung @Prabowo08 punya percetakan duit ya? Kok rupiah distempel2," sahut @bangiccat yang juga mengunggah foto rupiah sejenis namun dilengkapi dengan uang kertas pecahan lainnya.
Menanggapi kemungkinan maraknya uang berstempel materi kampanye tersebut, pihak Bank Indonesia mengaku siap memusnahkannya.
Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs mengungkapkan uang yang dicap termasuk ke dalam uang tak layak edar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar