Filosofi Mukjizat Sastra Al-Quran

Yuda Apriaansyah


Catatan ini khusus menjelaskan bagaimana Quran merupakan penjelasan terbaik akan adanya Tuhan(cocok buat atheist). Dan Quran sebagai bukti firmanNya melalui pendekatan filosofi.

Bismillahirrahmanirrahim. Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. "Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang SEMISAL/SERUPA Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar." (Qs. Al-Baqarah:23)



Menurut saya cara yang paling mudah untuk menghancurkan Islam (tips bagi anti Islam). Yaitu memenuhi tantangan Quran. Tidak usah repot-repot buat situs untuk membeberkan hal-hal tentang Islam. Lalu kenapa jika Quran karangan Muhammad SAW Islam tidak dari dulu hancur di tangan orang kafir Mekkah? Itu karena merekapun(orang arab yang pada zamannya adalah terbaik dalam bahasanya) tak mampu memenuhi tantangan Al-Quran. Sehingga mereka mengganti cara dengan memerangi Islam.

Al-Quran menantang manusia untuk membuat yang serupa dengan Quran, bukan membuat yang lebih baik dari Itu. Tapi Serupa...., Implikasi dari ini adalah Gaya Bahasa Quran berarti berbeda dengan kaidah tata bahasa Arab sesungguhnya. 

William Shakespeare, seorang pujangga inggris dan dramawan, secara luas dinobatkan sebagai penulis besar dalam bahasa inggris, sering digunakan sebagai contoh dari kesastraan yang unik. Argumen yang dibentuk adalah Jika Shakespeare mengekspresikan puisi dan prosa dengan cara yang unik - dan dia tetaplah manusia biasa - maka tentunya tak masalah sebagaimana uniknya Al-Quran, itu pastilah karangan Manusia.

Meskipun demikian, ada beberapa masalah dengan argumen di atas. Itu tidak memperhitungkan keunikan alami Quran dan Itu tidak dapat memahami keunikan akan kejeniusan kesastaraan semacam shakespeare. Meskipun demikian Shakespeare mengarang puisi dan prosa yang terdapat resepsi estetika yang tak tertandingi. Bentuk sastra yang dia ungkapkan tidak unik. Dalam banyak kasus Shakespeare menggunakan iambik pentameter.Artinya masih dapat diketahui bentuk kesastraannya.

Namun dalam Al-Quran, bentuk Sastra secara menyeluruh tidak diketahui dan tak tertandingi.Fitur-fitur struktural pesan Quran membuatnya Unik. Seorang orientalis bernama Irving menjelaskan:
“Qur’an adalah kitab yang menabjubkan… karena tiadabandingannya atau ketidakmampuan untuk ditiru.”

Dengan pemikiran ini,ada dua pendekatan yang dapat menunjukkan alasan yang lebih masuk akal untuk mempercayai bahwa Al-Quran itu dari Tuhan. Pendekatan pertama adalah deduksi rasional dan kedua adalah filosofi dari keajaiban/mukjizat.

Deduksi Rasional

Deduksi rasional adalan proses perpikir dimana kesimpulan logis dapat ditarik secara universal berdasarkan pernyataaan yang disetujui atau premis-premis yang dapat dibuktikan. Proses ini juga disebut penalaran rasional atau deduksi logis.

Dalam konteks keunikan Quran secara universal pernyataan yang disetujui dan didukung baik oleh cendekiawan timur maupun barat adalah:

“Quran Tidak Berhasil DITIRU oleh orang-orang Arab pada masa turunnya wahyu”.

Dari pernyataan ini kesimpulan logis yang dapat ditarik adalah: pertama, Quran tidak berasal dari seorang arab, karena orang-orang arab pada masa pewahyuan, yang mana mereka pada waktu itu adalah ahli-ahli/terbaik dalam bahasa arab,mereka GAGAL memenuhi TANTANGAN AL-QURAN. Kedua, Quran tidak berasal dari Orang Non-Arab karena bahasa Al-Quran adalah Arab. Pengetahuan Bahasa Arab adalah pra syarat untuk dapat memenuhi tantangan Al-Quran.

Ketiga, Quran Tidak Berasal(karangan) dari Nabi Muhammad SAW karena alasan berikut:
(1) Nabi Muhammad adalah seorang arab, seluruh orang arab gagal memenuhi tantangan Quran.
(2) Para Ahli Bahasa arab pada masa pewahyuan tidak pernah mengakui bahwa nabi adalah Pengarang Al-Quran. Mereka hanya menganggap itu sihir .

Nabi Muhammad mengalami banyak cobaan dan kesengsaraan selama menjalani misi kenabian. Sebagai Contoh Anak-anaknya meninggal, Istri yang tercinta khadijah wafat,dia diboikot , sahabat dekatnya disiksa dan dibunuh. Meskipun begitu, karakteristik kesastraan Quran tetap menghadirkan suara dan karakter keilahian.

Tidak ada dalam Quran  ungkapan tentang kekacauan dan emosi Nabi Muhammad.Ini adalah psikologis yang tidak mungkin terjadi terhadap apa-apa saja yang dilalui oleh Nabi Muhammad tanpa satu pun emosi2 tertuang dalam karakterisitik sastra dari Quran.

Al-Quran adalah mahakarya sastra yang terkenal akan ayat-ayatnya yang diungkapkan/diturunkan untuk keadaan dan kejadian khusus yang terjadi(Event-Based Book). Namun begitu, Quran Tidak Pernah Mengalami Revisi. Padahal Biasanya Semua mahakarya pasti mengalami revisi dan penghapusan untuk memastikan kesempurnaannya.

Hadis atau Riwayat-riwayat tentang Nabi Muhammad sangat berbeda gaya penyampaiannya dengan Gaya Al-Quran. Bagaimana Seorang Manusia dapat mengungkapkan secara lisan dalam 23 tahun periode dalam dua gaya yang amat berbeda? Ini adalah psikologis yang tidak mungkin menurut penelitian modern.

Semua tipe ekspresi manusia dapat ditiru jika blueprint ekspresi itu ada. Sebagai Contoh Karya Seni dapat ditiru Meskipun bagaimanapun karya seni itu sangat luar biasa atau mengagumkan selama blueprint-nya ada. Namun, berbeda dengan Al-Quran , meskipun kita mempunyai blueprint-nya, tak satu pun yang berhasil meniru keunikan sastra dari Al-Quran itu Sendiri

Quran pasti dari Tuhan karena ini adalah satu-satunya penjelasan yang logis. Penjelasan yang lain tidak dapat diterima dikarenakan penjelasan tersebut tidak dapat menjawab keunikan AQURAN dengan cara yang komprehen dan koheren.

Filosofi dari Keajaiban/Mukjizat

Mukjizat biasanya didefinisikan untuk suatu hal yang keluar dari hukum alam/aturan alamiah. Menurut Filsuf Bilynskyj selama hukum alam terkandung generalisasi induktif universal, gagasan pelanggaran terhadap hukum alam adalah tidak masuk akal.

Hukum alam adalah generalisasi induktif dari pola-pola yang kita amati di alam semesta. Jika definisi dari Mukjizat sebagai pelanggaran dari hukum alam,dengan kata lain, pelanggaran dari pola-pola yang kita amati di alam semesta, maka permasalahan konseptual yang nyata bisa terjadi. Permasalahannya adalah : "Mengapa kita tidak mengambil pelanggaran dari pola ini sebagai bagian dari pola?".

Oleh karena itu, deksripsi yang lebih masuk akal dari mukjizat adalah bukan sebuah "pelanggaran" tapi sebuah "ketidakmungkinan".Filsuf William Lane Craig menolak definisi Mukjizat sebagai "pelanggaran dari hukum alam" dan menggantikannya dengan definisi yang masuk akal yaitu "peristiwa yang berada di luar kapasitas produktif alam".

Itu berarti bahwa mukjizat adalah tindakan-tindakan yang mustahil tentang hubungan sebab-musabab atau logis.

Quran Sebagai Suatu Mukjizat

Apa yang membuat Quran bisa dikatakan MUKJIZAT,adalah bentuk kesastraannya berada di LUAR KAPASITAS PRODUKTIF ALAMIAH BAHASA ARAB itu sendiri. Kapasitas Produktif alamiah, tentang bahasa arab, yang mana setiap ekspresi tata bahasa bahasa arab akan selalu berada pada bentuk kesastraan yang diketahui yaitu prosa dan puisi.

Quran adalah Mukjizat sebagaimana bentuk kesastraannya tidak dapat dijelaskan melalui kapasitas produktif dari bahasa arab itu sendiri, karena semua kombinasi kemungkinan dari kata-kata arab, huruf dan aturan tata bahasa telah gagal menjelaskan dan bentuk sastra Quran tidak dapat ditiru. Orang-orang arab yang terkenal sebagai yang terbaik dalam bahasa mereka gagal memenuhi tantangan Quran. Forster Fitzgerald Arbuthnot , seorang yang orientalis inggris terkenal menyatakan:

"…dan meskipun telah banyak usaha yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang sama dengan Al-Quran seelegan mungkin tulisannya diciptakan, tetap TAK SATUPUN berhasil."

Implikasi dari ini adalah bahwa tidak ada hubungan antara Quran dan bahasa arab, walaupun begitu ini tampak tidak mungkin karena Quran disusun dengan bahasa arab. Sebaliknya, semua kombinasi kata-kata dan huruf arab telah digunakan untuk mencoba dan meniru Quran. Oleh karena itu, itu dapat disimpulkan bahwa penjelasan supernatural adalah satu-satunya penjelasan yang masuk akal untuk menjawab bentuk sastra quran yang tak mungkin ditiru.

Apabila kita lihat lebih jauh tentang produktif alami dari bahasa arab untuk menemukan jawaban atas keunikan bentuk satra Al-Quran, kita tidak menemukan hubungan diantaranya. Oleh karena itu ketidakmungkinan itu dapat dijelaskan dengan penjelasan supernatural. Jadi secara logis itu mengikuti bahwa Al-Quran adalah Keajaiban sastra yang berada di luar kapasitas bahasa arab itu sendiri. Maka menurut istilah, Quran adalah Mukjizat.

".. Penduduk Mekah Masih Menginginkannya menunjukkan Mukjizat, dan dengan keberanian dan kepercaaan diri yang mengagumkan, muhammad menunjukkan sebagai konfirmasi tertinggi misinya adalah Quran itu sendiri. Sebagaimana Seluruh Orang Arab mereka dahulu adalah ahli dalam bahasa dan retorik. Maka, Jika Quran adalah Karangan Muhammad pastilah orang-orang dapat memenuhi tantangan, dan mengalahkannya. Buatlah 10 ayat saja semisal Quran. Jika mereka tidak bisa (dan pastinya mereka tidak bisa), maka terimalah Quran sebagai bukti mukjizat yang tak terbantahkan." (Arabis terkenal Hamilton Gibb of the University of Oxford)


Maka benarlah apa yang telah Allah Janjikan: "Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan PASTI KAMU TIDAK AKAN DAPAT MEMBUATNYA , peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. " (Qs.Al-Baqarah:24)


Sumber: Hamza Andreas Tzortzis

0 komentar:

Posting Komentar

 
© 2009 CONTOH TAMPILAN | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan