Cap Prabowo di atas uang Rp 50 ribuan (Dok merdeka.com) |
Bambang Satriaji/Teraslampung.com
JAKARTA--Dunia Twitter kembali dibuat heboh oleh tersebarnya gambar uang kertas pecahan Rp 50 ribu yang bercap materi kampanye diduga kandidat presiden Prabowo Subianto. Di atas uang lembaran Rp 50 ribu itu ada cap bertulis "Prabowo: Satria Piningit, Heru Cakra Ratu Adil".
Simon Perez, pemilik akuk @simonperez mencuit pertama kali. Simon mengaku memperoleh uang itu dari sebuah restoran di rest area Tol Jagorawi pekan lalu.
"Uang itu saya dapat dari kembalian di restoran, kok saya lihat ada stempel Prabowo-nya. Saya enggak tahu (kasir) dapat dari mana," ujar Simon, sebagaimana dilansir merdeka.com.
Warga Jakarta berusia 37 tahun langsung mengontak akun prabowo yakni @prabowo08 untuk meminta penjelasan. Tapi akun resmi itu tidak menanggapi.
.
“Saya sedih, enggak patut. Menurut saya ada cara lain lebih wise untuk berkampanye," kata Simon, sebagaimana ditulis merdeka.com.
“Saya sedih, enggak patut. Menurut saya ada cara lain lebih wise untuk berkampanye," kata Simon, sebagaimana ditulis merdeka.com.
Uang kertas berstempel kampanye Prabowo ini juga ditemukan pengguna Twitter lainnya misalnya @kurawa alias Rudi Valinka. Dia sampai mencuitkan rangkaian komentar mengenai penggunaan uang kertas sebagai media kampanye Prabowo, baik di pecahan Rp 50 ribu maupun Rp 100 ribu.
Lantaran melihat pembahasan tersebut hari ini kembali ramai, Simon membagikan lagi foto uang yang masih dia simpan sampai sekarang itu.
Hingga Senin siang (27/1) belum ada tanggapan resmi dari DPP Partai Gerindra.
Bank Indonesia (BI) menilai uang yang diberi cap bertuliskan Prabowo Subianto, secara otomatis menjadikan uang tersebut tidak layak edar atau tidak bisa digunakan untuk transaksi.
Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Peter Jacobs kepada merdeka.com mengatakan apabila uang tersebut masuk ke BI, maka akan langsung masuk ke dalam kelompok uang yang akan dimusnahkan.
"Uang itu buat kita menjadi uang yang tidak layak edar, karena kotor, dan ada tinta yang tidak seharusnya. Kalau disetor ke BI akan kita musnahkan," kata Peter kepada merdeka.com, Minggu (26/1).
"Laku atau tidak sih tergantung, yang menerima bisa menolak. Tapi kalau masuk ke BI kita terima untuk dimusnahkan," Peter menambahkan.
0 komentar:
Posting Komentar