Puisi Ahmad Yulden Erwiin

Lirik Narita

Kumasuki  wajahmu. Sebuah  ruang  tunggu
kini terkunci. Satu elevator dari pecahan mimpi,
                     kebohongan serupa kertas tisu di toilet usia,

dinding menara pemantau dari sayatan luka:
                    Bandara dari serpihan tanda tanya. Cermin
di matamu telah  menyusun  lekuk hidungku,

                     kerut keningku, juga seuntai tanka pada maut
dan permainan warnanya. Tak ada yang mesti
                     kautunggu. Misteri  itu telah jadi sebutir salju.

Lalu kauingat  sepoi angin di teras rumahmu
                     adalah  film-film  kosong  di layar  batinku.
Kaumasuki wajahku. Detik-detik berguguran

                        menjelma laron-laron cahaya, juga metafora
tentang api lilin yang membakarnya. Cermin
                       telah pecah di mataku.  Satu ilusi telah sirna.

Sekarang, ruang  tunggu itu kembali  terbuka.
                        Namun, lekas kaubatalkan jadwal terbangku,
dan telah kaupilih sunyi untuk menghantarku:

                            Pulang ke langit matamu.




0 komentar:

Posting Komentar

 
© 2009 CONTOH TAMPILAN | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan