Pasar Jatimulyo, Bermula hanya Daerah Pertemuan Pedagang-Pembeli



Isbedy Stiawan ZS/Teraslampung.com


Waktu siang, pasar lengang
Bandarlampung—Siapa duga Pasar Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan ini bermula hanya sebuah kawasan untuk bertemunya para pedagang dari luar kota dengan pembeli asal Tanjungbintang, Panjang, dan Pasar Tugu, Bandarlampung. Sekarang daerah ini, pada jam-jam aktivitas pasar membuat arus lalulintas macet. Pasar yang tumpah ke tepi jalan ini mulai beraktivitas dari pukul 17.00 hingga 22.00 dan pukul 05.00-09.00. 

Padalah Pasar Jatimulyo awalnya hanyalah sebuah tempat pertemuan antara pedagang yang datang dari kabupaten lain di Provinsi Lampung dengan pembeli asal Panjang, Tanjungbintang, dan sekitarnya. Para pembeli itu juga sebenarnya adalah pedagang.

Umumnya di Pasar Jatimulyo hanya sayur-mayur dan kebutuhan dapur seperti cabai, rampai, tomat, dan lain-lain. Untuk sayur-sayuran seperti kol dan sawi didatangkan dari Tanggamus dan Lampung Barat, sedangkan jagung, bayam, kacangpanjang dari petani Jatimulyo, Karanganyar, ataupun Jati Agung.

Pasar Jatimulyo, seperti juga Pasar Pasirgintung, aktivitasnya cukup tinggi. Dimulai dari pukul 17.00 sore, kendaraan boks terbuka berderet parker untuk membongkar dan mengangkut sayur-mayur. Para perempuan menunggu dagangan ataupun melayani para pembeli.

Sejumlah pembeli mengaku membeli barang-barang kebutuhan sehari-jari di pasar ini, jauh lebih murah dibanding pasar lainnya. Terutama cabai, di sini berharga Rp15 ribu perkilogram. Sedangkan di pasar lain bisa mencapai Rp25 ribu perkg. Ini sebagai misal.

Itu sebanya, tak hanya warga Jatiagung melainkan dari daerah luar pun kerap memburu kebutuhan sehari-hari ke pasar yang masih pantas disebut “tradisional” ini. Pesatnya kemajuan Pasar Jatimulyo, berimbas kepada pebisnis lain di sini. Pertokoan tumbuh pesat. Bahkan, di sini juga ada Salayan Milenia, dan sebagainya.

Pasar mulai aktivitas pukul 17.00 WIB

Menurut salah seorang pedagang, Pasar Jatimulyo berawal hanya kesepakatan antara pedagang dari kabupaten lain dengan pembeli asal Panjang, Tanjungbintang, dan sekitarnya. Kesepakatan itu untuk saling menguntungkan: mencari tempat pertemuan yang saling dekat. Dipilihlah daerah Jatimulyo.

Para pembeli itu juga umumnya adalah pedagang juga. Mereka pedagang di Tanjungbintang, Pasar Panjang, ataupun Pasar Tugu, Kampung Sawah, Bandarlampung. “Daerah ini mulanya hanya tempat pertemuan dan bertransaksi,” kata Sutris, warga Jatimulyo.

Sayur-mayur yang dijaja di Pasar Jatimulyo ini didatangkan dari Lampung Barat, Tanggamus, dan Pringsewu. Selain itu, juga dari petani yang ada di Kecamatan Jati Agung ini. “Kalau kol, jagung, cabai, rampai, tomat biasanya dari luar kota. Sedangkan kacangpanjang, bayam, kangkung sebagian dari daerah Jati Agung atau Karang Anyar,” kata Sutris lagi.
Dari jam 17.00 hingga 22.00 Pasar Jatimulyo sangat ramai. Transaksi jual-beli sayur seperti kol, kacangpanjang, cabai, tomat, dan sejenisnya berlangsung. Juga ikan, ayam potong dan seterusnya.

Daerah ini benar-benar riuh, terutama saat-saat mereka menurunkan dagangan dari kendaraan. Para pengangkut barang memotong arus lalulintas. Kendaraan pun menjadi merayap jika melintasi pasar tradisional ini.

Aktivitas pasar akan menyusut begitu mendekati pukul 22.00. Sedangkan aktivitas pagi hari, dimulai dari pukul 05.00, namun mulai sepi sekitar pukul 08.00.

Anda mau membeli sayur-sayuran ataupun bumbu masak dengan harga agak miring dibanding pasar lain? Datanglah ke Pasar Jatimulyo ini. “Harganya murah-murah. Saya pernah membeli empat kilo cabe, sebab di Kotabumi harganya dua kali lipat,” kata Rusnah, warga Kotabumi, Lampung Utara.












0 komentar:

Posting Komentar

 
© 2009 CONTOH TAMPILAN | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan