Penandatanganan deklarasi (bengkuluonline.com) |
Sekretaris Jenderal AJI Indonesia Suwarjono mengatakan, AJI di Bengkulu dinamakan AJI Persiapan karena statusnya masih persiapan. Untuk menjadi AJI kota yang berstatus penuh dan memiliki otoritas mengelola organisasi secar mandiri, harus diresmikan melalui Kongres AJI Indonesia.
"Pendeklarasian AJI Persiapan Bengkulu menjadi AJI Bengkulu nanti bisa dilalukan pada saat Kongres AJI Indonesia di Kota Bukittinggi pada November 2014 mendatang," kata Suwarjono.
Dalam sambutannya, Suwarjono berharap para pewarta yang tergabung dalam AJI Persiapan Bengkulu bisa bekerja sesuai kode etik. “Dalam meliput harus memperhatikan kode etik, sebab ke depan tantangan cukup berat, perjuangan kebebasan pers dari tahun ke tahun bukannya berkurang, tetapi bertambah.” katanya.
“Dulu merebut kebebasan pers dari negara. Sekarang bertambah berat yakni dari pemilik modal yang seringkali melakukan intervensi demi kepentingannya,” lanjut Suwarjono.
Suwarjono mengatakan, masalah media saat ini, semuanya sama; tidak ada pendidikan jurnalistik yang cukup dari media. Kebanyakan wartawan sekarang keluaran dari perguruan tinggi yang hanya mengerti eori, tapi mereka gagap ketika bertemu realitas baru saat berada di lapangan.
Tidak kalah pentingnya, perjuangan soal kesejahteraan. Ada media yang menggaji jurnalisnya di bawah upah minimum regional (UMR). Semestinya, digaji secara layak dan profesional, sehingga mereka tidak terlibat dalam suap menyuap dalam pemberitaan.
“Kami berharap ke depan AJI Persiapan Bengkulu bisa memberikan hal-hal positif bagi perkembangan media di Bengkulu,” kata Suwarjono.
Komisioner KPID Bengkulu, Fajri Anshori, mendukung pembentukan AJI Persiapan Bengkulu. Dalam sambutannya berharap, jurnalis bisa menulis dengan berimbang, “Cobalah memulai dengan ketulusan sehingga bisa menyajikan informasi yang bisa menjaga peradaban negara. Soal kebebasan pasti, tapi bebas bukan berarti tanpa batas. Melainkan bebas yang terkendali,” katanya.
Koordinator AJI Persiapan Bengkulu, Dedek Hendry, mengatakan keinginan membentuk AJI Bengkulu sudah terbesit sejak tiga tahun silam. “Ini keinginan dari kami. Tujuannya untuk memperjuangkan kebebasan pers, kesejahteraan jurnalis dan tentunya membangun pers yang lebih sehat,” kata dia.
Selain 12 orang yang tergabung dalam deklarasi, kata Dedek masih banyak lagi wartawan lain yang ingin bergabung. Tapi harus menunggu diresmikan di Kongres AJI Indonesia dulu.
Deklarasi tersebut juga dihadiri oleh AJI Padang dan Jambi. Kegiatan deklarasi diawali dengan Workshop Jurnalis tentang Perubahan Iklim dan Kejahteraan Masyarakat yang terselenggara atas kerjasama antara AJI Indonesia dan Friedrich Eberto Stiftung serta Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Para Deklarator AJI Persiapan Bengkulu antara lain: Dedek Hendry (Rakyat Bengkulu), Betty Herlina (Rakyat Bengkulu), Yunike Karolina (Rakyat Bengkulu), Heri Aprizal (Rakyat Bengkulu), Firmansyah (Kompas.com), Harry Siswoyo (Radar Bengkulu), Phesi Ester Julikawati (Tempo.co), Ongwie Hockie (Rakyat Bengkulu TV), Demon Fajri (Kupasbengkulu.com), Dedi Hardiansyah Putra (Radar Bengkulu), Komi Kendy Setiawaty (Harian Rakyat Bengkulu), dan Adhitya Ramadhan, jurnalis Kompas.
Sumber: Bengkuluonline.com
0 komentar:
Posting Komentar