Walikota Herman HN |
"Saya juga sudah meminta Dinas Kesehatan untukm benar-benar menangani masalah ini sebaik-baiknya sehingga korban tidak bertambah," kata Herman HN, (2/10).
’’Jika air sudah tercampur debu, maka diare akan mudah menyerang warga. Makanya masyarakat harus memperhatikan kondisi lingkungannya dan menjaga konsumsi makanan supaya tidak terserang diare,” ujarnya usai acara Lomba Pidato Bahasa Lampung yang dilaksanakan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bandarlampung di Pasar Seni Enggal kemarin.
Selain itu, ia juga mengaku telah memerintahkan Diskes Bandarlampung untuk terus berupaya mencegah penyakit tersebut menyerang warga. Salah satunya dengan melakukan penyuluhan ke tempat-tempat yang dianggap rawan penyakit diare.
’’Ya, saya perintahkan Diskes langsung turun ke lapangan. Yang penting bagaimana masyarakat Bandarlampung bebas dari penyakit yang saat ini menyerang warga,” akunya.
Herman mengaku telah meminta Diskes menyalurkan oralit ke seluruh puskesmas yang ada di kota ini. ’’Jika ada warga yang membutuhkan oralit, silakan langsung ke puskesmas terdekat,” imbaunya.
Sebelumnya diberitakan, wabah diare yang menyerang sebagian tempat di Bandarlampung menyebabkan tiga anak meninggal dunia. Mereka adalah Safika (9 bulan), warga Kecamatan Panjang; M. Raihan (5 bulan), warga Kelurahan Waykandis, Tanjungsenang; dan Abdulah (10 bulan), warga Kecamatan Wayhalim. Mereka mengembuskan napas terakhir saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi. Abdul Moeloek (RSUDAM).
’’Sejak Agustus hingga September 2013, sudah tiga warga Bandarlampung yang meninggal dunia akibat diare,” terang Kepala Perawat RSUDAM Ns. Lia Fatmawati, S.Kep..
Lia mengatakan penyebab kematian tiga orang tersebut bukan hanya karena diare, tetapi ada juga penyakit penyertanya. Seperti bronchopneumonia (BP), kejang demam, gastroentritis (GE), penyakit jantung bawaan (PJB), dan febris confulsif.
’’Kami ingatkan masyarakat untuk tidak anggap sepele penyakit diare. Penanganan yang lambat bisa berakibat fatal," kata dia.
Dia menjelaskan, diare yang merupakan penyakit terbesar kedua setelah radang paru-paru ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang cenderung luas penyebarannya sejalan dengan meningkatnya arus transportasi dan kepadatan penduduk yang dapat menyebabkan kematian dan menimbulkan wabah.
Data di Dinas Kesehatan Bandarlanmpung menunjukkan, rata-rata per bulan di tahun jumlah warga yang terserang diare mencapai seribu orang. Diskes sudah menurunkan timnya untuk melakukan penyelidikan epidemologi (PE) untuk mengungkap penyebab penyakit menular tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar