Presiden SBY bertemu keluarga TKW di Semarang, Senin pagi (dok detik.com) |
Paeri Al Fery, kakak Satinah, mengaku sangat senang karena Presiden SBY mau meluangkan waktunya untuk bertemu keluarga Satinah di Semarang. Ia pun mengungkapkan rasa terimakasihnya dalam pertemuan tertutup yang digelar di ruang Walnut, lantai lima Hotel Gumaya, Semarang itu.
Dalam pertemuan itu SBY didampingi Mensesneg Sudi Silalahi, jubir kepresidenan, Julian Pasha, Penasihat Presiden Daniel Sparingga, dan Mendikbud M. Nuh.
"Terimakasih atas bantuan Bapak Presiden. Kami mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya bersedia datang ke Semarang. Mohon doa sebanyak-banyaknya," kata Paeri, Minggu (30/3/2014).
Selain keluarga Satinah, Presiden SBY juga bertemu dengan tiga keluarga TKW lainnya yang juga terancam hukuman mati di Arab Saudi. Yakni keluarga TKW Zaenab binti Duhri Rupa (asal Bangkalan, Madura), keluarga Tuti Tursilawati binti Warzuki (asal Majalengla, Jawa Barat), dan Karni binti Medi Tarsim (asal Brebes, Jawa Tengah.
Selain keluarga Satinah, Presiden SBY juga bertemu dengan tiga keluarga TKW lainnya yang juga terancam hukuman mati di Arab Saudi. Yakni keluarga TKW Zaenab binti Duhri Rupa (asal Bangkalan, Madura), keluarga Tuti Tursilawati binti Warzuki (asal Majalengla, Jawa Barat), dan Karni binti Medi Tarsim (asal Brebes, Jawa Tengah.
"Terimakasih kepada pemerintahan, sudah banyak membantu. Kemarin saya pulang dari Arab Saudi, anak sehat di sana. Mohon dukungan dan doa secara ikhlas semoga anak dimaafkan," kata ibu Tuti Tursilawati, Iti Sarniti.
Staf Khusus Presiden Bidang Hukuman Internasional, Teuku Faizasyah, mengatakan Presiden sudah mengupayakan pembebasan hukuman mati bagi warga negara Indonesia termasuk empat TKW tersebut.
Staf Khusus Presiden Bidang Hukuman Internasional, Teuku Faizasyah, mengatakan Presiden sudah mengupayakan pembebasan hukuman mati bagi warga negara Indonesia termasuk empat TKW tersebut.
“Saat ini tim utusan presiden masih berada di Arab Saudi untuk membahas kasus Satinah yang mendekati batas pembayaran diyat pada 3 April 2014 mendatang. Tim baru berangkat bersama Pak Maftuh Basuni. Diharapkan ada titik temu pemecahan masalah. Dalam masalah hukum di Arab, berurusan tidak hanya pada pemerintah tapi juga keluarga," katanya.
Kepada sejumlah keluarga TKI bermasalah tersebut SBY mengatakan, pemerintah masih berusaha agar para TKI itu bisa terbebas dari hukuman mati.
“Pemerintah sudah mengirimkan utusan dengan membawa surat kepada Raja Arab Saudi,” kata SBY kepada keluarga TKI itu.
Upaya pengiriman sudah didengar oleh pemimpin Arab Saudi, sehingga Satinah mendapatkan penundaan eksekusi mati dan hanya diminta membayar diyat. “Dalam proses tersebut, kini tinggal menunggu pengampunan dari keluarga korban,” jelas Presiden SBY.
Presiden juga mengatakan, tanpa diminta oleh keluarga dan tanpa tekanan dari siapapun usaha tetap dilakukan. “Namun hal tersebut tidak selalu dijelaskan ke masyarakat.”
Sedangkan dalam kasus Siti Zaenab, sejak 1999 pemerintah Arab Saudi sudah memberikan pengampunan namun belum bebas hukuman mati, sebab menunggu putra korban akhil balik untuk memutuskannya. (B. Satriaji/Isbedy Stiawan ZS)
Baca Juga: Satinah Menunggu Hukuman Mati
Baca Juga: Aliansi Buruh Migran Serukan Penyelamatan Satinah
Baca Juga: Ormas Oi Galang Dana untuk Satinah
0 komentar:
Posting Komentar