Isbedy Stiawan ZS/Teraslampung.Com
Nex Generation (teraslampung/isb) |
Hal itu dikatakan pelukis Indonesia kelahiran Indramayu, Dirot Kadirah, yang ditemui di ruang Pameran Senirupa yang digagas Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kota Metro bekerja sama dengan Dewan Kesenian Metro (DKM), di Gedung Wanita, Senin (24/3) malam.
Pelukis yang mencirikan karya-karyanya melalui simbol ikan ini lebih lanjut mengapresiasi karya para perupa yang dpamerkan, secara teknis dan estetis sudah baik. Namun, kata Dirot yang kerap berpameran di Indonesia maupun luar negeri ini, teknis dan estetika saja belum cukup.
“Bagaimana karya kita bisa berbicara kepada penikmatnya, tentu seniman harus bergelut untuk mendapat (menemukan) ciri (khas, Red) dari karya-karyanya,” kata perupa ini yang tengah menyiapkan pameran bertajuk “Love” di Jakarta.
Dirot (sedekap tangan) |
Oleh sebab itu, kata pelukis yang tahun lalu berpameran di Malaysia dan kini tengah menyiapkan pameran karya-karyanya di Prancis, seorang perupa selain menguasai teknis dan estetika, maka yang perlu digeluti adalah sebuah lukisan mesti bebricara, dan itu tak ada lain mesti ada pesan yang mau disampaikan.
“Inilah yang belum saya peroleh dari sejumlah karya lukis di sini,” imbuh Dirot.
Dirot lebih jauh menilai, sebagian karya yang ditampilkan cenderung tidak memiliki ruh (dan jiwa). “Karenanya seperti kehilangan pesan.”
Dia juga menyebut lukisan berupa jukung di laut lepas, mengingatkannya pada lukisan Nucia Hartini. Kemudian, beberapa yang lain, terkesan ngeplat.
Meski begitu, Dirot menilai, secara umum karya-karya sneirupa yang dipamerkan di Gedung Wanita Metro lumayan baik. Dia terkesan secara teknis dan estetika sudah kuat, khusus pada lukisan “Nex Generation” karya Edi Purwanto.
Sementara itu, Pameran Senirupa Hitam Putih dan Pameran Batu Akik yang dibuka Sekda Kota Metro Ishak, Senin (24/3) dan akan berlangsung hingga Kamis (27/3) juga menghadirkan satu karya instalasi.
Apresiasi pengunjung cukup positif pada Senin (24/3) malam. Meskipun, menurut Samsu Rizal, belum satu karya pun terjual. Pejabat Kota Metro tak banyak mengapresiasi, dengan mengoleksi karya-karya perupa setempat.
0 komentar:
Posting Komentar